Masih Pantaskah Kita Bermalas-malasan?



Sabtu 8 mei 2010, Sore itu gerimis masih tampak, namun tak menyurutkan semangat para mahasiswa TC untuk berbagi ilmu kepada adek-adek di pesantren Fillah. Pukul 15.45 sore rombongan mahasiswa ini berangkat dengan penuh semangat, tak menghiraukan kubangan lumpur yang dilewati selama perjalanan menuju tempat kami berbagi. Sesampainya disana sudah ada adek-adek yang menunggu kedatangan kami yang ketiga kalinya. Sambil menunggu adek-adek yang belum datang, kami mengobrol dengan adek-adek yang ada. Rita, Diah, Rana, Dewi, itulah nama mereka, adek-adek yang masih SD ini tampak sudah siap dan antusias untuk menerima ilmu baru hari itu. Tak menunggu lama acara pun dimulai, dibuka oleh kak Rosiadi, dan kak Evita dan kemudian dilanjutkan dengan game oleh kak Aji, dan kak Ajeng. Game sederhana yang dimainkan oleh 5 adek-adek cewek, dan 5 adek-adek cowok ini cukup meramaikan suasana. Permainan berhitung, dimana setiap yang mendapat kelipatan 3 harus ngomong “telu” ini awalnya cukup membingungkan, karena adek-adek yang masih duduk di bangku TK dan SD masih belum lancar dengan bilangan kelipatan seperti ini. Namun akhirnya didapat 3 orang adek yang melakukan kesalahan. 3 adek-adek ini akhirnya mendapat hukuman menyanyi di depan dan mendapatkan hadiah jajan. Sempat terlontar pula dari mulut adek-adek yang lain yang ikut permainan, “lho kak, yang dapet jajan koq malah yang salah, tahu gitu tak salahin tadi.” Kami hanya tersenyum dan berkata, “ya nanti semuanya dapat dek”. Begitulah anak kecil begitu bahagaianya jika mendapat hadiah meskipun hanya sebuah jajan. Mungkin rasanya sama seperti ketika para mahasiswa ini mendapat IP 4.

Sesuai agenda yang sudah kita buat, hari ini adalah jadwal untuk evaluasi pelajaran yang sudah disampaikan minggu lalu yakni ms.word. kakak-kakak mahasiswa mulai beraksi mengeluarkan senjata perangnya yakni laptop. Adek-adek yang putra dipindah ke atas sedangkan adek-adek putrid tetap di lantai 1. Adek-adek putri kemudian dibagi lagi menjadi kelompok-kelompok, ada yang kelompok SMP, SD, dan TK. Masing-masing mendapat soal evaluasi yang berbeda, untuk SMP mendapat teks naskah yang harus diketik ulang, di teks itu ada berita yang ada gambarnya dan teknik-teknik lain dalam menulis di ms.word. Evaluasi yang lebih mudah diberikan untuk kelompok SD, mereka diberikan teks yang berisi cerita 1 paragraf dan disuruh untuk melanjutkan ceritanya. Lain halnya dengan kelompok TK, mereka tidak mendapat evaluasi tentang ms.word melainkan diajari utnuk menggambar di aplikasi paint. Di kelompok adek-adek putri yang berada di lantai 1 suasana berjalan kondusif,mereka tambah antusias setelah mengetahui bahwa evaluasi itu dinilai dan akan diumumkan juaranya esok hari. Hanya saja disayangkan karena kurangnya sumber daya mahasiswa yang datang tidak semua adek-adek mendapatkan 1 laptop, masih banyak yang harus berkelompok dalam mengerjakannya. Bahkan ada adek-adek putra SMP yang tidak mendapatkan laptop untuk belajar.
Pemandangan yang berbeda nampak di lantai 2, di kelompok adek-adek putra suasana lebih tidak terkendali dan tidak berjalan sesuai rencana. Jadwal yang seharusnya evaluasi nampaknya tak berjalan disitu, adek-adek banyak yang tidak mau belajar dan lebih memilih ngegame. Disinilah letak kesabaran dan kekreatifitasan kita diuji. Alhasil ada yang menerapkan system seperti ini kemarin, main game dulu untuk melunakkan hati adek-adek namun kalau kalah harus mau belajar, kalau menang boleh main game lagi. System ini cukup efektif untuk mengajak adek-adek belajar, asal jangan sampai mereka menang terus dan gak jadi belajar. Ada usulan juga di lain hari kita memberikan game-game edukatif untuk adek-adek itu.
Tak terasa hari sudah mulai gelap, sebelum adzan magrib berkumandang pertemuan hari itu ditutup. Sebelum bergegas mengambil air wudhu, ada adek yang berucap “kak, doain biar aku besok bisa juara 3 ya, karanganku lucu soalnya?”. “lho kenapa gak sekalian berdoa biar dapet juara 1 dek.”, jawab seorang kakak mahasiswa. Mungkin benar, disini banyak yang harus kita ajarkan pada adek-adek kita ini, bukan hanya ilmu komputer, tapi juga ilmu untuk berani bermimpi, memompa motivasi mereka meskipun di tengah keterbatasan namun mereka harus tetap berani bermimpi bahwa mereka bisa, mereka bisa menjadi yang terbaik. Tak hanya mereka yang harus belajar. Kita para mahasiswa pun harus banyak belajar pula dari mereka, dalam kondisi mereka yang penuh keterbatasan mereka masih tetap semnagat untuk terus dan terus menuntut ilmu, meskipun itu harus menyita waktu libur mereka di sabtu minggu namun mereka tetap antusias menyambut ilmu yang kita berikan. Lantas masih pantaskah kita yang sudah berkecukupan ini bermalas-malasan? Masih pantaskah kita bolos kuliah, titip absen, padahal kita sudah dibiayai negara? Di tangan kita lah nasib bangsa ini kedepannya. Ayo kawan jangan mau kalah dengan adek-adek kita. Kobarkan semangat kita, agar kita menjadi lebih berarti.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 komentar:

Posting Komentar